Pencarian Identitas Nasabah Bunuh Diri AdaKami Temui Jalan Buntu?
Informasi mengenai nasabah tersebut tentunya sangat diperlukan agar proses investigasi berjalan dengan baik. Pihak AdaKami sejatinya telah meminta masyarakat untuk menyampaikan informasi mengenai korban yang disebutkan di media sosial X (sebelumnya Twitter) melalui
AdaKami berupaya mendapatkan data pribadi lengkap seperti nama lengkap, nomor KTP dan nomor ponsel untuk dilakukan pemeriksaan apakah korban benar nasabah yang memiliki tunggakan dan melacak rekam proses penagihan. Hal tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam hal penegakan proses
Pihak kepolisian juga ikut turun mencari tahu mengenai sosok yang disebut berinisial 'K'. Dilansir dari Antara, Kamis (21/9/2023) Tim Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menyatakan telah berkomunikasi dengan admin X untuk menelusuri
Direktur Reserse Kriminal Kasus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menjelaskan informasi yang disampaikan oleh admin X yaitu korban meninggal bunuh diri itu berdomisili di Baturaja, Sumatera Selatan.
Namun, Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega menyatakan hingga kini dari penelusuran internal tersebut masih belum ditemukan informasi yang mengacu kepada nasabah dengan plafond, tenor kredit dan pelaporan kematian seperti yang tersampaikan di media sosial.
“Dugaan bunuh diri masih kami tunggu [perkembangan informasinya], kami sudah periksa [data nasabah di] Baturaja, tapi tidak ada,” katanya saat berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2023).
Pria yang akrab disapa Dino tersebut mengatakan bahwa di Baturaja ada sekitar 360 nasabah AdaKami. Namun tidak ditemukan indikasi kasus bunuh diri terkait dengan platformnya.
Tidak hanya sampai disitu, Dino mengatakan pihaknya juga memperluas pencarian database tidak hanya pada bulan Mei saja. Pasalnya, korban yang diduga berinsial “K” tersebut meninggal dunia sekitar Mei 2023.
Selain itu, parameter plafond pinjaman juga dicari Rp3—10 juta. Korban “K” disebut memiliki pinjaman sekitar Rp9,4 juta. “Bahkan bulan lainnya Juni, Juli, April, sampai Agustus, kami cari enggak ada juga,” katanya.
Kendati demikian, pihaknya masih memproses terkait kasus tersebut. Dia memastikan pihak polisi juga telah melakukan invetigasi dan berharap mendapatkan titik terang. “Kami ingin melihat dulu ini [nasabah] bener enggak [nasabah kami],” ungkapnya.
Adakami juga menyebutkan telah memperluas area pencarian dengan menarik data nasional dengan besaran pinjaman yang disampaikan berikut menyesuaikan dengan laporan status kematian nasabah.
Terdapat tujuh data yang ditarik namun tidak memiliki kesamaan dengan laporan yang diterima karena nasabah aktif dengan utang terbayarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Sumber : Bisnis.com