Instrumen Investasi Makin Banyak, Awas Jangan Sampai Salah Pilih!

Jakarta - Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, jenis instrumen investasi juga semakin beragam. Mulai dari saham, reksadana, surat utang hingga yang lagi ngetren cryptocurrency.
Buat kalian yang baru mau memulai investasi baiknya kenali dulu instrumen investasi yang kalian inginkan. Jangan sampai kalian seperti membeli kucing dalam karung, bukannya untung malah bisa jadi buntung.
Masalahnya, masih banyak orang yang belum melakukan cek dan ricek alias validasi sebelum mereka mulai investasi. Rasa cemas atau takut ketinggalan menjadi penyebab utama para investor awam masuk tanpa mengenal produk investasi terlebih dahulu. Selain itu, ajakan teman atau kerabat juga membuat sebagian orang mengabaikan langkah validasi tersebut.
CEO dan co-founder FUNDtastic, Harry Hartono mengatakan, mengenali produk investasi bisa mencegah investor untuk meminimalisir potensi risiko yang bisa timbul dari produk investasi tersebut.
Selain mengenali produk investasi, ada baiknya juga sebagai investor mengenali diri sendiri, tipe investor seperti apakah kita? Meski tak ada pembagian yang baku, Harry mengklasifikasi dua tipe investor secara garis besar.
Pertama, tipe value investor yakni investor yang berinvestasi pada aset yang memiliki nilai yang bagus dan bertumbuh. Umumnya, value investor tak terpengaruh pada FOMO maupun spekulasi, karena fokus untuk berinvestasi pada jangka panjang. Oleh karena itu, value investor sering disebut juga sebagai passive investor, karena mereka tidak aktif melakukan transaksi, dan pasif menunggu produk investasinya bertumbuh dan memberikan imbal hasil yang optimal.
Sebaliknya, tipe investor yang berinvestasi pada aset yang dipengaruhi permintaan dan pasokan (demand dan supply), umumnya melakukan transaksi aset dalam jangka waktu yang lebih singkat dan bergantung pada momentum waktu dan spekulasi.
"Jika setiap investor telah paham akan produk investasi, risiko, dan diri mereka sendiri, maka mereka akan lebih mudah mengalokasi besarnya porsi aset di setiap produk yang akan mereka pilih, dan bisa meminimalisir potensi risiko dari setiap aset," ungkap Harry Hartono, CEO dan co-founder FUNDtastic, platform investasi digital, dalam siaran pers, Minggu (23/5/2021).
Investor tersebut, tambahnya, bisa jadi tetap berinvestasi di aset investasi yang memiliki risiko dan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti mata uang crypto. Namun, mereka cenderung lebih bijaksana mengalokasikan porsi asetnya ke aset-aset investasi lain yang juga minim resiko, sehingga ada pembagian alokasi aset dan risiko.
Adapun, platform FUNDtastic terus mendukung para investor menjadi passive investor yang memiliki tujuan berinvestasi yang stabil dan jelas. Untuk itu, FUNDtastic menyediakan produk investasi seperti reksa dana dan emas, sebagai pilihan yang cocok bagi passive investor. Di sisi lain, produk investasi FUNDtastic memiliki aset investasi yang jelas, dikelola oleh manajemen investasi yang terdaftar dan diawasi regulator.
Saat ini, total dana kelolaan FUNDtastic telah mencapai Rp 240 miliar hingga akhir April 2021, naik 400% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. FUNDtastic menyalurkan 65 produk reksa dana yang dikelola oleh 11 manajemen investasi. Selain reksa dana, FUNDtastic juga menyediakan produk investasi emas untuk pilihan investor.
Sumber:Detikfinance