Harap Tunggu ...

Ini Tips Reksadana yang Tepat bagi Pemula Ala Ternak Uang

July 01, 2022 | IARFC Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Berinvestasi reksa dana kini sedang menjadi tren di kalangan masyarakat khususnya kalangan anak muda. 

Sebenarnya reksa dana tergolong sebagai instrumen investasi finansial yang paling mudah dikelola dan dirancang untuk investasi dalam jangka waktu yang lama.

Meski demikian, jika ingin menikmati investasi menguntungkan, Anda tetap harus membekali diri dengan pengetahuan yang dibutuhkan sebelum mulai berinvestasi. 

Adapun, Felicia Felicia Putri Tjiasaka, Co-Founder Ternak Uang turut membagikan tips kelola reksa dana saham, khususnya bagi para pemula.

Pada dasarnya, reksa dana dijalankan oleh manajer investasi, Penting bagi para pemula untuk mengetahui kapabilitas dari seseorang yang akan dipercaya mengelola keuangan. 

Menanggapi hal tersebut, Felicia memberikan dua panduan. Pertama, dengan melihat website IDX dan beberapa agen penjual reksa dana berdasarkan dana kelola.

Kedua, pilih manajer investasi yang sudah Anda percaya kinerjanya.

Setelah menyortir manajer investasi, selanjutnya kita perlu memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kita. Untuk mengetahui ciri reksa dana yang menguntungkan, Felicia menganalisanya dari beberapa karakteristik.

Idealnya dana kelolaan tidaklah terlalu kecil ataupun tidak terlalu besar. Ini dijadikan pertimbangannya di mana dana yang terlalu besar, sulit dalam bergerak fleksibel. 

Sementara, dana yang terlalu kecil berisiko bermasalah. Bagi Felicia, kisaran terbaik dana kelolaan berada di Rp100 miliar hingga Rp1 triliun. 

Selain itu, Felicia mengimbau agar investor lebih jeli dalam melihat rekam jejak reksa dana yang akan dipilih. Paling aman, bisa dilihat dari laporan bulanan reksa dana tersebut beserta prospektusnya. 

"Cek return-nya. Apakah bagus dan konsisten dalam jangka panjang atau tidak. Lalu, cari reksa dana yang drawdown (kerugian) paling rendah. Terakhir, pilih reksa dana yang expense ratio dan biaya manajer investasinya rendah," ujarnya.

Meski demikian, lanjut Felicia, seorang investor tetap memerlukan strategi saat berinvestasi reksa dana saham. 

1. Lump sum (beli sekaligus dalam satu waktu)

2. Dollar cost averaging (beli dalam waktu yang berbeda-beda)

3. Market timing (membeli dan menjual di waktu yang tepat); average up

4. serta buy and hold

Hanya saja, Felicia merekomendasikan investor untuk menerapkan strategi dollar cost averaging. Hal ini ia lakukan untuk mengantisipasi pergerakan reksa dana saham sangat fluktuatif dan menghindari beli di harga pucuk/tertinggi. 

Dia melanjutkan, reksa dana lebih cocok untuk investasi rutin. Sehingga, opsi buy and hold juga tidak disarankan. Sebab, ada kemungkinan manajer investasi melakukan kesalahan bahkan pindah perusahaan. Dengan begitu, penting untuk melakukan evaluasi setiap enam bulan atau setahun sekali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Hubungi Kami