Harap Tunggu ...

Beda Arah Kinerja Bank MNC (BABP) dan NOBU di Tengah Proses Merger

May 06, 2024 | IARFC Indonesia

Terbaru, BABP dan NOBU sempat membuat heboh perdagangan saham di pasar negosiasi pada Selasa (30/4/2024). Pada transaksi itu, terjadi persamaan total nilai transaksi jumbo antar BABP dan NOBU yakni sebesar Rp560,18 miliar. 

Sayangnya, manajemen NOBU dan BABP hingga regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memberikan keterangan apapun. Adapun, transaksi itu muncul di tengah proses merger antar keduanya yang tak kunjung rampung.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan saat ini masing-masing pemegang saham pengendali bank masih dalam tahap komunikasi mengenai aksi korporasi tersebut. 

Namun, mengingat kedua entitas merupakan bagian dari ekosistem konglomerasi besar, alhasil negosiasi memerlukan waktu yang tidak sebentar. 

“Serta [ini juga terkait] rencana pengembangan dan sinergi bisnis bank ke depan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/4/2024). 

Baca Juga

Sebagai catatan, kabar merger kedua bank sebenarnya telah mencuat sejak awal 2023. OJK juga pernah memproyeksikan merger rampung pada Agustus 2023. Namun, hingga 2023 selesai dan kini sudah mendekati pertengahan tahun 2024 merger belum juga terlaksana.

Terlepas dari hal itu, kinerja Bank MNC (BABP) milik Hary Tanoesoedibjo yakni dan NOBU milik James Riady memiliki pergerakan yang berbeda. Laba BABP mengalami penyusutan, sedangkan laba NOBU tumbuh tinggi.

Tercatat, Bank MNC telah meraup laba bersih Rp14,84 miliar pada kuartal I/2024, turun 31,98% secara tahunan (

Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba bank didorong oleh penyusutan pendapatan bunga bersih (

Pendapatan berbasis komisi atau

Bank MNC juga mencatatkan kenaikan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 95,82% dari 91,88%. Makin tinggi rasio BOPO menunjukkan makin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya. 

Pada saat bersamaan, margin bunga bersih (

Kemudian, dari sisi intermediasi, Bank MNC telah menyalurkan kredit Rp10,22 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh tipis 1,8% yoy. Meski demikian, aset naik 12,13% yoy menjadi Rp18,29 triliun pada kuartal I/2024.

Adapun, Bank MNC juga telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp13,91 triliun pada tiga bulan pertama 2024, naik 17,65% yoy. Namun, raupan dana murah atau

Sebelumnya, Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna menuturkan perseroan terus berkomitmen untuk memperkuat operasional dan terus memberikan layanan keuangan terbaik kepada masyarakat. 

“Meskipun menghadapi tantangan eksternal seperti fluktuasi suku bunga, kami yakin langkah-langkah strategis yang telah disiapkan akan semakin memperkuat posisi kami di pasar, sehingga dapat melanjutkan tren positif ini dengan pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu. 

Sebaliknya, Bank Nobu mencatat laba bersih Rp51,03 miliar pada kuartal I/2024, tumbuh 67,31% secara tahunan dari periode sebelumnya Rp30,5 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Minggu (5/5/2024) kenaikan laba ini terdorong pendapatan bunga bersih (

Moncernya laba disebabkan pendapatan berbasis komisi

Kemudian dari segi intermediasi, Bank Nobu telah menyalurkan kredit Rp16,65 triliun, naik 34,93% dari Rp12,34 triliun. Alhasil, aset bank ikut terkerek sebesar Rp29,19 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 30,19% dibanding sebelumnya Rp22,42 triliun.

Lalu dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) NOBU naik 39,07% yoy menjadi Rp20,03 triliun dari sebelumnya Rp14,4 triliun pada kuartal I/2023.

Efisiennya bank menjalankan bisnis terlihat dari penurunan rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO). Tercatat, BOPO NOBU berada di level 87,95% susut 227 bps dari sebelumnya 90,22%. Rasio margin bunga bersih juga meningkat ke level 3,54% dari 3,51%.

Artinya, kemampuan NOBU mencetak laba sejalan dengan kemampuan bank dalam memperbaiki rasio BOPO dan NIM yang ada. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di

Sumber : Bisnis.com

Hubungi Kami