Nilai Tukar Rupiah Diramal Menguat ke Rp15.200, Analis Prediksi BI Pangkas Suku Bunga

May 19, 2025 | IARFC Indonesia

Melansir

Sementara itu, Citigroup Global Markets memperkirakan mata uang tersebut akan terapresiasi hingga sekitar Rp16.000 tahun depan. Adapun ING Financial Markets memperkirakan rupiah akan mencapai Rp15.200 pada akhir 2025.

“Rupiah memiliki lebih banyak ruang untuk mengejar mata uang lainnya karena kinerjanya yang buruk dibandingkan mata uang regional sejak awal tahun 2025,” kata Alex Loo, Analis TD Securities di Singapura.

Ia menambahkan, dolar AS diperkirakan akan melemah sekitar 5% pada akhir tahun karena investor mengalihkan aset dari AS, yang juga akan mendukung mata uang Indonesia.

Tekanan terhadap Bank Indonesia untuk mendukung rupiah telah mereda karena mata uang tersebut telah pulih sekitar 3% dari rekor terendah yang dicapai pada 9 April.

Baca Juga

Fokus analis saat ini ke arah kebijakan suku bunga. Para ahli ini meyakini bank sentral Indonesia diperkirakan akan menurunkan patokan mereka ketika mereka bertemu minggu ini, menurut survei

Sementara itu, dolar menghadapi banyak hambatan karena data ekonomi AS yang mengecewakan baru-baru ini dan spekulasi bahwa Presiden Donald Trump mendukung

Masih ada sejumlah sentimen terhadap rupiah. Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan dan inflasi yang rendah kemungkinan akan menahan pelonggaran bank sentral lebih lanjut, dan membatasi kenaikan mata uang.

Para pembuat kebijakan terus memantau ruang lingkup penurunan suku bunga, mencari stabilitas rupiah, kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada pertemuan kebijakan bulan lalu.

"Kami memperkirakan BI akan memangkas suku bunga relatif segera dan relatif cepat," kata Brendan McKenna, ekonom pasar berkembang dan ahli strategi valuta asing di Wells Fargo Securities.

Ia memprediksi Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 75 basis poin tahun ini.

Pada saat yang sama, kepercayaan investor mulai kembali ke ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Saham lokal mendekati pasar bullish, sementara obligasi telah menarik pembelian bersih asing selama enam bulan berturut-turut.

Sentimen terhadap rupiah juga dapat membaik jika pemerintah baru dapat berkomitmen pada penghematan fiskal. Uang yang dibebaskan oleh perintah Presiden Prabowo Subianto untuk pemotongan belanja miliaran dolar sebagian besar masih belum terpakai, dan pengamat mata uang mencari tanda-tanda realokasi anggaran yang dapat meningkatkan rupiah.

"Jika kita melihat pergeseran dalam pengeluaran yang menunjukkan lebih sedikit belanja sosial dan komitmen yang lebih kuat terhadap target fiskal, rupiah mungkin lebih tangguh atau bahkan mendapatkan kembali kerugian tahun ini," kata McKenna dari Wells Fargo.

Sumber : Bisnis.com

Hubungi Kami

Pesan alert di sini