Minat Pasar akan Asuransi Pendidikan Kian Melambung seiring Melejitnya Biaya Edukasi

April 13, 2025 | IARFC Indonesia

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penetrasi asuransi non wajib dan sosial tertinggi adalah produk asuransi kesehatan (62%) dan asuransi jiwa (36%). Menariknya, dari responden yang telah memiliki asuransi dan berencana untuk membeli asuransi tambahan, asuransi pendidikan menjadi asuransi yang mendapatkan minat terbesar (23,4%), selain asuransi jiwa (22,2%).

Dijelaskan dalam hasil riset tersebut, bahwa alasan rencana pembelian asuransi pendidikan ini didominasi oleh keinginan untuk mendapatkan perlindungan tambahan (46,2%), sehingga menegaskan adanya dorongan dari dalam individu untuk membeli asuransi (

Sementara itu, responden yang belum memiliki asuransi memiliki kebutuhan perlindungan tertinggi pada pendidikan di masa depan (67,2%) dan biaya kesehatan (66,2%). Hasil riset tersebut menyatakan bahwa jenis asuransi yang dipertimbangkan untuk dimiliki di masa depan yang juga didominasi oleh asuransi pendidikan (50%), disusul asuransi jiwa (46,5%) dan

Ditinjau dari segi segmentasi peminat, probabilitas kepemilikan asuransi pendidikan lebih tinggi pada individu yang telah menikah dan memiliki anggota rumah tangga setidaknya tiga orang. Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan atas asuransi pendidikan pada kelompok tersebut.

CEO & President Director PT MSIG Life Tbk. (

Baca Juga

"Kenaikan biaya pendidikan, terutama pendidikan tinggi yang lebih besar dibanding inflasi nasional mendorong kebutuhan perencanaan jangka panjang. Kenaikan biaya pendidikan tidak bisa diimbangi dengan

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa inflasi umum per Maret 2025 tercatat sebesar 1,03% (

Secara tren, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk biaya pendidikan di Indonesia cenderung meningkat selama sedekade terakhir. Peningkatan tertinggi tercatat pada 2021 sebesar 27,5%, sedangkan penurunan terdalam pada 2022 sebesar 19,6%.

Dari data terbaru yang dirilis BPS, rata-rata pengeluaran per kapita untuk

Melihat adanya sentimen positif pasar terhadap minat produk asuransi pendidikan saat biaya pendidikan di Indonesia terus melambung, Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Iwan Pasila mengatakan hal tersebut bisa menjadi modal kuat buat perusahaan asuransi menjawab tingginya minat pasar.

Dengan begitu, OJK berharap industri meresponsnya dengan merancang produk asransi pendidikan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat.

"Perlu dipahami lebih jauh fitur manfaat yang dimaksud, apakah manfaat dana pada saat mencapai usia anak tertentu, persiapan jiwa orang tua tidak mampu karena kondisi kesehatan atau yang lain. Fitur-fitur ini tentu akan menentukan risiko yang akan dijamin dan bagaimana memitigasi risiko tersebut," kata Iwan kepada

Tidak kalah penting, Iwan mengingatkan perusahaan asuransi untuk menyiapkan strategi investasi mereka guna memastikan dapat memenuhi kewajiban perlindungan manfaat ketika dicairkan.

"Perusahaan asuransi perlu meneliti ketersediaan jenis investasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari fitur produk yang ada," tegasnya.

Sumber : Bisnis.com

Hubungi Kami