Menanti Penguatan Rupiah dan Berharap Pemangkasan BI Rate, Kapan Terjadi?
Rupiah justru tercatat semakin melemah ke level Rp16.312,5 per dolar AS pada penutupan pasar hari ini, terlebih usai pengumuman Federal Reservme (The Fed) yang memangkas Fed Fund Rate dini hari tadi.
Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro melihat sudah sewajarnya Bank Indonesia (BI) menahan BI Rate demi rupiah. Setidaknya, rupiah harus menguat ke bawah Rp15.200-an untuk BI percaya diri memangkas
"Asumsi kami BI pangkas di Desember jika rupiah ke bawah Rp15.200, nyatanya sekarang Rp16.000-an per dolar AS. Jadi BI memang seharusnya enggak mikir untuk menurunkan BI Rate," ujarnya kepada
Berharap rupiah lebih stabil ke depannya, Satria melihat ada potensi penguatan rupiah usai Donald Trump resmi menjabat sebagai presiden AS pada 20 Januari mendatang.
Melihat kepemimpinan Trump pada 2017 lalu, usai menjabat, Trump akan meninjau kebijakan terkini dan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga lebih banyak, demi memantik gairah ekonomi.
Baca Juga
Meski The Fed kini diproyeksikan akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun depan sebanyak 2 kali dengan total 50 bps, sangat mungkin perkiraan tersebut terbantahkan dan justru pemangkasan lebih banyak.
"Trump melakukan peranan politik untuk
Senada, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual melihat rupiah perlu menguat di bawah Rp15.500 per dolar AS jika berkeinginan untuk memangkas suku bunga acuan.
Menurut hitungan David, rupiah di posisi sekitar Rp15.500—16.000 per dolar AS masih relatif
Sementara itu,
David melihat peluang rupiah menguat masih akan cukup lama meski harga beberapa komoditas mulai membaik, seperti
"Kalau harga komoditas membaik, rupiah akan ada peluang menguat. Sejauh ini di kuartal I/2025 belum ada indikasi kuat," ujarnya.
BI Andalkan 20 Bank Stabilkan Rupiah
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengungkapkan rupiah yang sebelumnya diyakini akan menguat, justru mengalami volatilitas akibat perubahan arah kebijakan global.
Untuk itu, pihaknya berusaha memperdalam pasar uang dan pasar valas dengan mengoptimalkan
Destry menjelaskan pihaknya telah bekerja sama dengan 20 bank untuk implementasi operasi pro-market melalui Central Counterparty (CCP) yang semakin meningkat.
Tercatat pada 2020 lalu transaksi valas di kisaran US$5 miliar per hari. Kini, transaksi valas telah mencapai hampir US$10 miliar per hari yang didominasi transaski
“Kalau
Selain itu, bank sentral juga akan mengoptimalkan SRBI, Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter
Sumber : Bisnis.com