Harap Tunggu ...
Destry menuturkan bahwa penurunan BI Rate akan sangat bergantung pada data-data terkini, termasuk kondisi domestik. BI tengah mengarahkan berbagai skenario dalam menghadapi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (
“Itu sangat data dependen, baik ketika kita melihat domestik. Kalau semua relatif stabil, inflasi terjaga, rupiah volatilitasnya bisa di-
Meski demikian, Destry menjelaskan bahwa BI terus memantau pendirian atau
Dari sisi domestik, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi masih baik, tercermin dari sumber pertumbuhan terpantau seimbang. BI memiliki perkiraan yang mendasari bahwa pertumbuhan ekonomi mampu berada di kisaran 4,7%-5,3% pada 2025. Adapun, tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 4,5-5,3%.
“Konsumsi nambah, investasi ada,
Baca Juga
Destry pun tak menampik fakta bahwa BI terus melihat kondisi negara lain seperti di AS yang terus menunjukkan fenomena
“Jadi, sejauh ini kita pasti akan meresponnya dengan berbagai kebijakan [
Dia mengatakan bank sentral berupaya untuk memperdalam pasar tanpa harus membuat BI Rate naik terlalu banyak. Salah satunya, dengan cara dikeluarkannya instrumen baru seperti Sekuritas Rupiah BI (SRBI) agar
“Lalu, ada kebijakan makroprudensial, bagaimana supaya ekonomi tumbuh. Artiya, ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang punya pertumbuhan ekonomi relatif stabil 5% usai Covid-19,” ucapnya.
Head of Research/Chief Economist of PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menyebutkan volatilitas rupiah saat ini yang mencapai Rp16.300-Rp16.400 per dolar AS membuat bunga penurunan suku bunga masih terbatas.
Dia menilai kondisi tersebut mendukung BI untuk terus melakukan kebijakan p
“Ini karena risiko ketidakstabilan dalam jangka menengah lagi besar dibanding risiko
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa dengan suku bunga di AS yang tinggi dan ada sentimen secara global tentu memberi berpengaruh pada arus modal asing kluar dari pasar saham dan pasar obligasi.
BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 19-20 Juni 2024.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19 dan 20 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 6,25%,” ujarnya dalam konferensi pers RDG BI, Kamis (20/6/2024).
Adapun, suku bunga
Perry mengatakan keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stabilitas serta langkah
"Kebijakan ini didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat stabilitas rupiah dan masuknya aliran modal asing," imbuhnya.
Sumber : Bisnis.com