BBRI Berpotensi Jaga Konsistensi Dividen Tinggi

Dalam Bahan Mata Acara RUPS untuk Tahun Buku 2024, manajemen mengusulkan pembagian dividen dengan
Direktur Utama BRI Sunarso memastikan bahwa rasio pembagian dividen tidak kurang dari tahun sebelumnya.
"Untuk
Berdasarkan histori dividen dalam 5 tahun terakhir, BBRI konsisten mengalokasikan dividen dengan rasio tinggi kepada pemegang saham. Pada 2020, BBRI mengalokasikan 65% laba bersih untuk dividen, yang kemudian meningkat menjadi 85% pada 2021 dan 2022, serta sebesar 80% pada 2023.
Sunarso menjelaskan, saat ini rasio kecukupan modal (
Baca Juga
"Jika setiap tahun membutuhkan 2% dari CAR untuk ekspansi, maka hingga 5 tahun ke depan BRI tidak perlu tambah modal. Sehingga berapapun labanya layak dibagi," katanya.
Jika mengacu pada pernyataan manajemen BRI yang menetapkan rasio pembayaran dividen minimal 85% dari laba bersih 2024, maka tebaran dividen BBRI berpotensi mencapai Rp51,13 triliun. Angka ini meningkat 6,3% dari dividen tahun buku 2023 yang sebesar Rp48,1 triliun.
Sebelumnya, BRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp135 per saham atau sekitar Rp20,33 triliun pada 15 Januari 2025.
Dengan perhitungan tersebut, jika rasio dividen ditetapkan 85%, dividen final yang akan diterima pemegang saham diperkirakan sebesar Rp30,8 triliun, atau sekitar Rp204 per saham. Total dividen per saham (interim dan final) menjadi sekitar Rp339 per saham.
Perlu diingat, pada tahun buku 2024, BRI membukukan laba bersih Rp60,15 triliun serta berhasil mencatatkan pertumbuhan aset 9,07% menjadi Rp1.864,9 triliun dan pertumbuhan kredit 8,79% menjadi Rp1.209,5 triliun.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh 5,11%
Analis pasar modal menilai potensi dividen tinggi dari BBRI menjadi sentimen positif yang dapat mendorong kinerja saham.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukkan bahwa 30 sekuritas merekomendasikan beli untuk BBRI, enam sekuritas merekomendasikan hold, dan satu sekuritas merekomendasikan jual.
Target harga saham BBRI berada di level Rp4.863,7 per lembar dalam 12 bulan ke depan, mencerminkan potensi kenaikan sekitar 35,5% dari harga penutupan Rp3.590 per 20 Maret 2025.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan memproyeksikan nilai besaran dividen akan sama atau sedikit lebih tinggi. Hal ini didasarkan kepentingan penerimaan negara dimana kontribusi dividen Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) sebagai sumber penerimaan negara.
Adapun, bank yang termasuk anggota Himbara adalah BRI, Mandiri, BNI, dan BTN.
"Dan secara likuiditas kondisi keuangan Himbara sangat mumpuni untuk besaran dividen tersebut," tuturnya.
Dia menambahkan Himbara salah satu grup yang dikenal memiliki dividen
"Apalagi dengan kondisi koreksi saham yang besar dalam beberapa waktu ini akan semakin memperbesar dividen
Alfred menambahkan harga saham yang sudah turun signifikan, dengan asumsi dividen payout ratio sama maka dividen
"Sepertinya dengan dividen
Sumber : Bisnis.com