Harap Tunggu ...

Bank Kecil hingga Besar Berkelit dari Penyusutan NIM saat BI Rate Tertahan 6,25%

August 30, 2024 | IARFC Indonesia

Adapun, hal yang membuat sejumlah perbankan didera penyusutan margin bunga bersih lantaran kenaikan biaya dana akibat perebutan dana murah di pasar tidak serta merta diikuti peningkatan bunga kredit yang dimiliki. Alasannya, demi terhindar dari pembengkakan kredit bermasalah

Berdasarkan

Head of Research LPPI Trioksa Siahaan berpendapat bahwa pemulihan NIM akan sangat bergantung pada faktor-faktor eksternal seperti daya beli masyarakat, tingkat likuiditas bank hingga tingkat bunga yang terkendali. 

Dirinya pun tak bisa menjamin sepenuhnya bahwa NIM akan membaik pada kuartal IV/2024 meski Federal Reserve alias The Fed telah memberikan sinyal yang benderang akan pemangkasan suku bunga acuan

"Sinyal belum tentu akan kejadian, karena tensi geopolitik yang memanas bisa menunda kembali penurunan suku bunga," ujar Trioksa kepada

Baca Juga

Adapun, NIM akan otomatis membaik ketika suku bunga menurun dan kondisi likuiditas memadai, sehingga biaya dana bisa ditekan.

Di sisi lain, Analis Maybank Sekuritas Indonesia Jeffrosenberg Chenlim dan Faiq Asad jugamengatakan tekanan pada NIM kemungkinan akan tetap ada, karena suku bunga diperkirakan akan tetap tinggi. 

Mereka meyakini bank-bank besar akan lebih baik dalam skenario ini karena mereka memiliki

"Hal ini akan menghasilkan margin yang lebih tangguh oleh bank-bank besar dibandingkan dengan bank-bank kecil," ungkapnya.

Melihat tanda bahwa bank kecil kian tertekan membuat PT Bank Oke Indonesia Tbk. (

Untuk diketahui, margin bunga bersih atau NIM Bank Oke memang susut dari 5,74% per Juni 2023 menjadi 5,58% per Juni 2024. 

Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah pun menuturkan bahwa perseroan terus menjaga

Selain itu, Bank Oke juga berupaya mengembangkan portofolio pinjaman yang beragam untuk mengurangi risiko dan meningkatkan pendapatan

"Bank juga menerapkan praktik manajemen risiko yang baik untuk meminimalkan kerugian dari pinjaman yang tidak lancar atau gagal bayar, sehingga memastikan pendapatan bunga tetap stabil," ujar Efdinal kepada

Terakhir, kata dia, bank melakukan inovasi produk  dengan menawarkan produk dan layanan baru yang dapat meningkatkan pendapatan bunga atau menarik nasabah baru, seperti produk pinjaman dengan bunga yang menarik atau produk tabungan yang lebih kompetitif.

Sementara itu Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (

Menurutnya, hal ini perlu dilihat dari kedua sisi baik dari sisi pendanaan maupun sisi penyaluran dalam bentuk kredit. 

Di mana, sisi pendanaan lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga dibandingkan kredit karena perlu memperhatikan kemampuan bayar debitur apabila terjadi peningkatan. 

Berdasarkan laporan keuangan, BJBR mencatatkan NIM di level 3,91% per Juni 2024, turun 92 basis poin (bps) dari periode yang sama tahun lalu 4,83% per Juni 2023. 

"Dari sisi pendanaan, kami terus mengevaluasi struktur dana yang ada agar tetap lean, efisien tidak memberikan tekanan

Sampai dengan dengan tahun ini, BJB berharap NIM akan berangsur kembali naik sejalan dengan ekspektasi suku bunga yang akan gradual turun mengikuti

Lebih lanjut, dia menyampaikan untuk mengimbangi kondisi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa strategi. 

BRI (BBRI)

Tak hanya dari kalangan menengah dan kecil, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (

Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan hal inilah yang membantu mempertahankan NIM meski ada

"Biaya yang kami keluarkan untuk dana murah itu sebenarnya rata-rata hanya sebesar 1,52%, karena hampir 60% dari CASA kami itu adalah tabungan yang kurang lebih beban bunganya itu di rata-rata kurang dari 0,3%," ujar Dyah dalam Public Expose Live, Kamis (29/8/2024).

Ke depan, kata Viviana, perseroan akan terus berhati-hati dengan pergerakan biaya dana alias

Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso membenarkan bahwa komposisi kredit mikro BRI mencatatkan porsi 46,6% dari total kredit per semester I/2024, menurun dari 48,1% pada semester I/2023. 

"[Turun] hampir 150 basis poin, karena untuk segmen mikro saat ini kami fokus pada penagihan dan memprioritaskan agar kualitas asetnya yang artinya dalam keadaan lancar," ujarnya.

Kemudian, soal capaian pinjaman mikro

Sumber : Bisnis.com

IARFC Indonesia

021-503-002-05
contact@iarfcindonesia.com
Hubungi Kami