Harap Tunggu ...
Keputusan BI mempertahankan suku bunga di level 6,25% dilakukan setelah pada RDG bulan lalu BI memutuskan menaikan suku bunganya. Dalam RDG April 2024 itu, BI secara mengejutkan menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) dari level 6% ke 6,25% guna menahan pelemahan rupiah. Kenaikan ini merupakan yang pertama kali sejak Oktober 2023.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan di tengah kebijakan BI terkait suku bunga acuannya itu, suku bunga perbankan tetap terjaga. "Dipengaruhi oleh memadainya likuiditas perbankan sejalan dengan bauran kebijakan BI serta dampak kebijakan transparansi SBDK [suku bunga dasar kredit] yang membuat efisiensi suku bunga perbankan tetap terjaga," katanya dalam konferensi pers RDG BI pada Rabu (22/5/2024).
Untuk bunga kredit, tercatat pada April 2024 berada di level 9,25%. "Relatif stabil dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya," kata Perry.
Suku bunga kredit pada Maret 2024 memang berada di level 9,25%. Selain itu, dibandingkan Desember 2023 atau secara year to date (ytd), suku bunga kredit juga terjaga di level 9,25%.
Sebelumnya, Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro mengatakan meskipun BI rate masih tinggi, bahkan meningkat, namun respon bunga kredit perbankan akan tertahan. "Perbankan cenderung tahan bunga kredit karena persaingan ketat penyaluran kredit seperti di segmen korporasi, wholesale, konsumsi dan lainnya," ujarnya dalam acara Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition pada pekan lalu (14/5/2024).
Baca Juga
Perbankan juga diproyeksikan tidak akan serta merta menaikan bunga kreditnya saat BI rate menanjak agar kualitas aset terjaga. "Bank responnya hati-hati kalau naikan suku bunga kredit. Jadi tidak serta merta. Ini juga karena kekhawatiran utamanya naikan NPL [nonperforming loan] di kemudian hari," tutur Andry.
Selain itu, fase respon bunga kredit sudah berlalu. Sejak tren kenaikan bunga acuan BI pada pertengahan 2022, perbankan langsung merespon dengan kenaikan suku bunga kreditnya.
"Jadi, [tren kenaikan bunga kredit] sudah terjadi tahun lalu. Periode di Juli, Agustus 2022 sampai Februari dan April 2023 itu terjadi kenaikan agresif. Setelah itu bunga kredit sudah melandai atau flat. Jadi sekarang tidak banyak respon lagi," jelas Andry.
Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra juga mengatakan meski suku bunga masih tinggi, namun suku bunga kredit perbankan tidak serta merta naik.
"BI kan dari siklus sekarang sudah naikan bunga sejak 2022 itu 275 bps. Akan tetapi kalau dilihat transmisi ke bunga kredit perbankan masih rendah," ujar Aldian setelah acara Media Roundtable Bersama Standard Chartered Indonesia pada pekan lalu (16/5/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Sumber : Bisnis.com