Alasan BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75%, Imbas Kebijakan Trump hingga Demi Rupiah Stabil

February 20, 2025 | IARFC Indonesia

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan pada dasarnya kondisi global selalu menjadi pertimbangan bagi bank sentral dalam menentukan momen pemangkasan suku bunga.

"Kalau kami mengatakan ada ruang penurunan BI Rate karena kami melihat inflasi rendah dan kami turut mendukung pertumbuhan ekonomi. Tetapi

Berbeda dengan hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025 lalu, Perry memutuskan untuk memangkas meskipun masih ada ketidakpastian kebijakan AS, tetapi sudah lebih jelas arahnya.

Saat ini, divergensi ekonomi dunia berlanjut dengan ketidakpastian global yang tetap tinggi. Perekonomian AS pun diperkirakan tetap kuat ditopang oleh konsumsi rumah tangga seiring upah dan produktivitas yang tinggi serta perbaikan investasi.

Sementara itu, ekonomi Eropa, China dan Jepang masih lemah dipengaruhi permintaan domestik yang belum kuat serta kinerja eksternal yang menurun sejalan dengan perekonomian global yang melambat dan dampak dari implementasi kenaikan tarif impor oleh AS.

Baca Juga

Perry bersama dewan gubernurnya juga melihat ekspansi ekonomi India turut tertahan akibat proses konsolidasi fiskal dan investasi yang belum kuat. Dengan perkembangan tersebut,

Di sisi lain, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dipengaruhi kebijakan tarif impor AS yang lebih cepat dan luas dari perkiraan serta arah kebijakan bank sentral AS.

Pertumbuhan ekonomi dan

Perkembangan tersebut menyebabkan besarnya preferensi investor global untuk menempatkan portofolionya ke AS. Indeks mata uang dolar AS masih tinggi dan menekan berbagai mata uang dunia, termasuk Indonesia.

Alhasil, suku bunga yang ditahan menjadi langkah mitigasi BI untuk menjaga stabilitas

Sumber : Bisnis.com

Hubungi Kami